Ketika memilih seorang istri pendamping hidup, pilihlah dengan benar dan jangan asal-asalan. Jangan hanya karena cinta lalu memilih istri dengan seenaknya. Perhatikanlah 3 hal berikut jika tak ingin kehidupan rumah tangga yang diharapkan harmonis, justru mendatangkan sebuah siksaan yang membuat dada semakin sesak.
Amati dengan jelas, tanyakan kepada keluarganya dan pastikan dengan penuh kesungguhan bahwa pilihan yang dijatuhkan tidak salah.
Jika Istri Anda Seperti Ini, Rasulullah Menyebutnya Istri Pembawa Sial
Dalam riwayat Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Imam Al Bazzar, Rasulullah bersabda bahwa ada 3 ciri wanita yang dikategorikan sebagai istri pembawa sial. Sepintas perkataan tersebut memang terlalu kasar, namun begitulah adanya terutama bagi sang suami.
1. Apabila Dilihat, Ia Menjengkelkan
Alangkah sialnya ketika pulang kerja dengan penuh keletihan, istri yang didapati di rumah justru kumal, bau dan menjengkelkan. Jika kita mengingatkannya, seribu macam alasan menjadi lontaran peluru yang seakan tak ingin membuat dirinya jatuh tersalah.
Ia akan berteriak, melawan, galak dan tak punya akhlak. Istri yang demikian bukanlah istri yang tak tahu aturan. Ia hanya merasa bahwa ilmu yang dimiliki telah cukup namun kadar ilmu agama justru sangat kurang.
Bisa jadi istri yang demikian berasal dari keluarga kaya raya dengan paras ayu rupawan ataupun bisa sebaliknya.
2. Apabila Berkata, Ia Menyakiti
Ketika suami memiliki jadwal kantor yang super padat sehingga harus sedikit mengulur waktu untuk pulang, ataupun terjebak macet dengan hujan yang semakin deras, lantas istri sudah menghadang di depan pintu.
Dengan nada yang teramat keras, ia berbicara seakan suaminya tak memiliki telinga. Ia lalu mempertanyakan tentang ketelatan suami dan berprasangka bahwa suami sudah berselingkuh.
Sungguh akan terasa sakit hati suami mendengarnya. Ingin mengingatkan justru dibalas dengan keengganannya untuk berubah. Jika sudah begini, jangan salahkan jika suami bersikap kasar.
3. Apabila Ditinggal Dinas, Ia Berkhianat
Saat baru menikah beberapa hari dan belum merasakan kedekatan dengan sang istri, suami lantas harus menyelesaikan tugas keluar beberapa hari.
Sikap istri yang tidak bisa diamanahi sejak awal membuat pikiran suami menjadi berprasangka bahwa si istri akan membawa teman-temannya ke rumah. Bisa juga istri akan pulang ke rumah orang tuanya dan enggan untuk kembali.
Akankah suami memutuskan berangkat dengan sikap istri yang tak amanah?
Jika seperti itu sungguh kerugian bagi suami karena tidak merasakan bahagia dan ketenangan.
Masih berpikirkah untuk memilih kriteria tersebut. Renungkanlah saat ini juga dan jangan terbuai karena paras semata.
loading...