Tidak semua polisi memiliki kepribadian buruk seperti yang saat ini terlihat dalam pandangan masyarakat. Masih banyak anggota abdi negara tersebut yang benar-benar bisa dicontoh dan dijadikan teladan oleh masyarakat.
Salah satu yang kini hangat dibicarakan adalah seorang figur Wakapolres Tojo Una-una Sulawesi Tengah bernama Kompol Hidayat. Dibandingkan harus mendapatkan penghasilan tambahan dari hal yang tidak jelas, ia lebih memilih untuk membuka usaha warung kopi yang ia beri nama WAKAFRESHO.
Tak hanya bakat dalam bidang kepolisian, ia juga sangat senang untuk berbisnis sehingga lahirlah warung kopi yang terkadang ia juga ikut melayani saat tak bertugas. Sebuah sikap kesederhanaan yang perlu dicontoh oleh setiap bawahannya.
Tak hanya membuka usaha sendiri, Wakapolres yang merupakan lulusan Akpol Semarang tahun 2000 ini juga sadar akan bahaya riba yang sejak dulu dilarang oleh agama.
Hal ini jelas terlihat ketika banyak bawahannya yang mengajukan kredit dengan mengagunkan SK milik mereka. Syarat untuk bisa mengagunkan SK adalah anggota yang hendak mengajukan kredit harus mendapat persetujuan dari 5 orang petinggi seperti Kasatfung, Kasikeu, Kasipropam, Kabagsumda dan Wakapolres. Di saat keempat petinggi menyetujui pengajuan tersebut, hanya Wakapolres Kompol Hidayat saja yang tidak menyetujuinya.
Apa yang dilakukannya tentu saja bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan untuk anggota polisi tersebut agar tidak terjebak dalam gaya hidup yang serba kredit. Dengan kata lain jangan sampai gaji yang mereka dapatkan justru harus habis guna melunasi cicilan yang telah mereka ambil. Tak heran jika muncul berbagai cara untuk memperoleh rezeki yang tidak halal seperti suap menyuap dan tilang damai.
Sebuah sikap yang bisa dicontoh tak hanya oleh kepolisian, namun juga oleh masyarakat Indonesia seluruhnya. Semoga Wakapolres tersebut tetap istiqomah dalam mendakwahkan larangan riba kepada bawahannya agar tercipta citra polisi yang menjadi panutan masyarakat. Aamiin
loading...