BERPENGHASILAN HALAL, Dua Wanita Ini Kenapa Tergiur Praktik Prostitusi?


Hemmm, lagi-lagi kasus Prostitusi, Dua dari lima perempuan muda pekerja 5eks komersial (P5K) kelas apartemen di Kota Bandung yang diamankan polisi ternyata punya penghasilan halal sebagai sales promotion girl (SPG). Selama ini keduanya mengantongi Rp 2 juta lebih hasil menjual dan mempromosikan produk makanan. Tapi kenapa mereka malah terlibat praktik prostitusi online?

Ingin meraup lebih tebal lembaran-lembaran rupiah menjadi alasan MA (21) dan R (21) nekat melakoni bisnis esek-esek yang dikomandoi dua pria muncikari S (24) dan AR (20). Tawaran mengantongi duit berlimpah secara cepat membuat dua perempuan tersebut gelap mata.

"Kalau sehari-hari kerja SPG makanan. Kerja begini (P.S,K) cuma nyambi saja. Buat tambahan," ujar MA di Mapolsek Arcamanik, Jalan Cisaranten Kulon, Kota Bandung, Kamis (3/3/2016).

Persoalan klasik perihal terdesak kebutuhan ekonomi tetap menggelayut pada benak MA. "Saya single parent. Punya satu anak. Saya butuh biaya, anak butuh makan," ujar perempuan bertubuh ramping asal Garut ini.

Lulusan SMK ini mengaku uang Rp 2,1 juta tiap bulan diperoleh dari hasil keringat sebagai SPG belum mencukupi segala kebutuhan hidup. Dia menegaskan, berkecimpung melayani kencan singkat pria hidung belang merupakan keinginan sendiri. "Saya enggak dipaksa teman atau muncikari. Kerja beginian (PSK) kemauan saya," ujar MA.

"Makanya, saya enggak tiap hari menemani tamu. Saya kan kerja SPG. Ya seminggu itu hanya dua hingga tiga tamu," ucap MA yang memasang tarif Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta tiap satu kali hubungan badan.

Dia sudah tiga bulan terakhir terlibat praktik prostitusi online yang dikelola S dan AR. Kedua muncikari tersebut menyewa dua unit ruang apartemen senilai Rp 12 juta perbulan. Transaksi muncikari dengan pria hidung belang berlangsung via sosial media WeChat.

"Kalau saya enggak menginap di apartemen. Kalau ada tamu, muncikari langsung kontak saya untuk datang ke apartemen," ucap MA yang indekos di kawasan timur Bandung.

PSK lainnya, R, ikut-ikutan nyambi seperti MA. Bedanya, R baru tiga minggu ini rela tubuhnya dikomersialkan demi mendulang uang dari tamu berdompet tebal. Dia memasang tarif Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta untuk layanan short time.

"Kerja sampingan (jadi P.S.K). Kalau sehari-hari SPG makanan," kata jebolan SMK ini.

R mengaku memperoleh uang Rp 2,4 juta dari aktivitas SPG. Uang halal itu, menurut dia, tidak mencukupi biaya hidupnya. Padahal, mengingat kondisi R belum menikah dan tak memiliki tanggungan, nominal duit yang diraihnya dari bekerja SPG terbilang cukup.

"Enggak cukup kalau mengandalkan uang SPG. Makanya saya cari tambahan. Lagian kerja begini (PSK) memang saya menawarkan diri ke muncikari," kata R yang mengenal muncikari S dari seorang rekannya.

Muncikari memperoleh Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu dari tarif P.S.K. Para tamu penikmat P.S.K kelas apartemen ini berdomisili dari Bandung dan Jakarta.
loading...